Tuesday, May 29, 2007

Sial. Aku masih saja merasa tertampar dengan kenyataan bahwa hubungan pertemanan kami yang merdeka telah karam hanya karena omong kosong. Omong kosong yang dibesar-besarkan yang akhirnya memakan hidup-hidup kebebasan kami. Aku, kini harus melangkah menjingkat. Karena bagiku, situasi seperti ini bagai kaca tipis yang begitu mudah hancur. Masalahnya adalah, aku kadang tak tahu kemana harus melangkah... Karena itu aku sering mencurigai diriku sendiri jika ada yang terlihat tak beres. Bahkan wajahnya yang terlihat kesal membuatku khawatir. Apa karena sapaanku? Apa tadi aku salah bicara? Apa aku lagi-lagi merepotkannya? Sial...

Sungguh aku sangat menghormatinya, juga peduli dengannya. Dia orang baik. Karena itu aku sangat tidak betah jika dia harus repot dengan persoalan menyebalkan ini. Aku jadi teringat dengan kata-katanya waktu itu...

'Santai aja lagi Mit...'

Ya... Santai saja... Tapi dalam hati aku hanya mampu berkata...

'I used to be calm... And i want to be calm. Namun aku melihatmu yang berdansa resah, dan aku menjadi bingung karenanya. '


Namun kata-kata itu tidak pernah keluar dari mulutku...

Sungguh, aku tidak mengerti bagaimana keadaan kami sebenarnya. Yang bisa kulakukan hanya mencoba menjaga jarak dengannya ketika ada mereka... dan menyapa di balik layar. Kikuk, tak tahu harus bagaimana. Jadi aku kini hanya tersenyum sinis dengan mereka yang penuh omongan sampah... kemudian tersenyum perih dengan mata sedih mengingat situasi ini. God, please help me. Somebody please tell me what's actually going on.

Missing the old days... Where friendship grows... Where smiles are free to bloom...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home