Wednesday, November 29, 2006

...perjalanan panjang...

Menuju akhir tahun ini... hidupku cukup menyedihkan. Aku cukup tersiksa. Kini... aku bisa menangis lagi. Itu semata karena permohonan Ibuku.
Aku rasa itu perubahan terbesarku setelah sekian lama tak memiliki perasaan.
Kemarin... tiba-tiba aku tersadar, bahwa pembunuh berdarah dingin itu masih ada di diriku. Untungnya, Ia sudah tidak mendominasi. Tapi sekarang justru aku banyak menangis. Dibanding dulu, aku jadi terlihat sangat lemah. Mataku memerah dan sempat bengkak karena terlalu banyak menangis. Rasanya amat melelahkan...
Yeah... hidupku memang belum banyak berubah. Aku masih tinggal di dalam 'Temple of Tear drops'... Suatu kehidupan dengan skenario-skenario tragis... dimana bernafas terasa begitu menyiksa... dan sayangnya aku harus menyimpan semuanya sendiri... Bila saja kamu mengerti...

Aku lelah... lelah sekali...
+me+

Melihat Dari Jauh...

‘Cinta Terakhir’
by Gigi, Ost. Brownies

Tak semestinya ku merasa sepi
Kau dan aku di tempat berbeda
Seribu satu alasan melemahkan tubuh ini

Aku disini mengingat dirimu
Ku menangis tanpa air mata
Bagai bintang tak bersinar
Redup hati ini

Dan ku mengerti sekarang
Ternyata kita menyatu
Di dalam kasih yang suci
Kuakui kamulah cintaku

Aku disini mengingat dirimu
Ku menangis tanpa air mata
Bagai bintang tak bersinar
Redup hati ini

Dan ku mengerti sekarang
Ternyata kita menyatu
Di dalam kasih yang suci
Kuakui kamulah cinta terakhir

*)Dan ku mengerti sekarang
Ternyata kita menyatu
Di dalam kasih yang suci
Kuakui kamulah cintaku
Kuakui kamulah cintaku...

29112006

Jika seorang Are bisa mengerti… Maka pasti aku juga bisa... Walaupun aku masih menyayangkan, mengapa aku harus jatuh cinta pada orang yang begitu…’jauh’…
Kita di tempat berbeda, kau bersama yang lain… Dan aku sekarang merasakan perihnya jarak itu. Begitu singkat waktu untuk melihat keindahanmu, dan betapa sulitnya menyentuhmu… Aku ingin dekat… Namun jika dekat itu tak mungkin, atau dapat menyakiti perasaan yang lain, maka aku harus mengerti. Sesuatu yang tak mudah tapi herannya tetap kulakukan dengan sekuat tenaga.

“Tak kusangkal betapa aku menginginkanmu, tak kusangkal bahwa aku menangis karena jauh darimu, juga bahwa aku pernah mengharap kau tak dekat dengannya… Tapi kurasa aku mengerti… dan aku akan coba lanjutkan hidupku… Aku pun sadar bahwa ini menyakitiku, tapi mungkin hanya ini yang dapat kulakukan. Untukmu…” (last line *) )


Salam hangat, Set…
+akuyangmelihatmudarikejauhan+

Monday, November 27, 2006

Salam Hangat, Set...

Are. Tokoh di film ‘Brownies’ yang diperankan oleh Bucek. Berkarakter (menurut gw) unik, pintar, cuek, mandiri, asli, dan… kali ini, benar-benar one in a million for me. Mudah sekali buat gw untuk terkagum – kagum pada tokoh seperti Are. Gila… Spesial sekali dia… Gw sendiri setelah menonton film itu langsung berharap sambil lalu… “Tuhan, moga gw bisa ketemu cowok kayak Are…(dan tentunya tidak hanya ketemu, tapi juga kenal dan bisa dekat.)”

18 November 2006… Tepat kemarin. Gw harus menjalani Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru di Kampus C Universitas Airlangga, dimana gw masuk di Angkatan I kelas 4. There’s nothing special at first… Ga ada semangat untuk ikut kegiatan ini. Just… ngebosenin. Ngga ngerti apa kegiatan ini penting atau ngga. Udah gitu, cowok cakep yang ada di kelas gw cuma Togel (Vega P.R.P) , teman gw di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Airlangga. But he’s my friend, so there’s no special feeling anymore... If u get what i mean.

Acara dimulai dengan perkenalan fasilitator. Ok, still nothing special. And then… a view minutes after it… Gw menoleh ke belakang gw dan melihat sosok yang belum pernah gw liat sejak tadi… Pria dengan dandanan cuek. Rambut sebahu yang diikat, kulit sawo matang, proporsional, kaus khas wall climber, dan wajahnya.. Hmm, bukan wajah tampan sempurna seperti yang akan dibayangkan. Tapi jelas, wajahnya menarik buatku. Berkarakter tegas tapi manis. And he’s very charming… Lord, who’s this guy…? What a special kind of guy… And it’s very clear that I couldn’t take my eyes off him.
Dia berjalan menuju kelompok lima, kelompok di sebelah kelompok gw, dan saat itu gw baru sadar kalau sejak tadi kelompok ini memang belum ada fasilitatornya. Hmm… sepertinya dia datang terlambat ya… Gw langsung mengungkapkan kekaguman gw pada Tika, seorang teman dari jurusan yang sama dengan gw, yang waktu itu duduk di sebelah gw. Beberapa saat kemudian gw ingin melihatnya lagi, gw pun menoleh ke belakang, dan tepat saat itu… Rupanya dia sedang menghadap ke arah gw. Kami pun bertatapan. Gw pun terdiam sebentar. I was shocked. Gw ga nyangka kalau ternyata dia sedang menghadap ke arah depan dan terlihat jelas bahwa dia agak keheranan karena gw tiba-tiba memandangya, and that’s why, gw cepat-cepat memalingkan muka… Sejak itu, it’s clear that he notice me. (Oh sh*t…) Apalagi setelah gw terlihat sedang memperhatikannya beberapa kali. Parahnya, setelah istirahat dia berpindah tempat duduk. Tidak lagi di belakang gw, tapi di seberang gw, dimana kita bisa saling melihat jelas. Oh darn… This is very nice but not nice in the same time…
Esok harinya, yaitu hari ini, gw bertemu lagi dengannya di acara yang sama. Dengan agak disengaja (hehe..) gw memilih tempat yang strategis untuk melihat ke arah kelompok lima. And I was right. This is a good place. “Wow… This guy is just…very…very… special for me.” But inside, and I don’t know how, I knew that he’s taken… yeah… But still, I’m very happy to see him. It felt so good. Just looking at someone that’s so georgous like him is definitely moment yang spesial bgt buat gw. Of course, dia masih menyadari keberadaan gw. Yeah, lagi-lagi gw tertangkap sedang memperhatikannya… What can I say…
Hari itu diisi dengan many games. It’s a part of the schedule, and It’s fun! Seru bgt. Khususnya di bait-bait terakhir lagu. Love the game! Dan di dua bait terakhir lagu gw baru sadar kalau he’s looking at me. Smiling. Darn… Ok ok, I think I’ve lost my concentration here! Ok ok, be cool, n yup… I did it. Lalu di permainan selanjutnya terjadi hal yang nyaris sama. Yach… intinya sama. But with a different expression. Once again he makes me nervous…
Those beautiful eyes told me that he’s thinking about something which I didn’t exactly know what that was. Waktu istirahat pun sebenarnya gw punya kesempatan untuk bicara dengannya, tapi gw ga bisa. Jelas gw terlalu nervous untuk tidak salah tingkah di depannya. You can call me a coward, mungkin memang benar. Tapi sungguh, untuk kali ini gw benar-benar tidak mengerti bagaimana menguasai diri karena perasaan gw terhadapnya.
Dan hari itu gw menyadari, harapan sambil lalu gw dulu telah terwujud. Are... Seperti inilah sosok Are dalam hidup gw yang nyata. Dan itu adalah sosok yang lagi-lagi sangat spesial untuk gw dan… rare to find… Gw tidak menginginkan seorang Are. Tapi sifat dan sikap seorang individu unik itulah yang membuat sosoknya begitu spesial di mata gw… I really amazed by this guy…

Dan… hmmmpf… Hanya di saat-saat terakhir gw berani memandangnya dan tak mengalihkan pandangan sewaktu dia menyadarinya. Saat itu yang gw pikir hanya bahwa setelah ini gw belum tentu bertemu dia lagi. Jadi untuk kali ini, gw akan manfaatkan kesempatan terakhir ini. Lalu…
Akhirnya datang juga masa itu. Masa berakhirnya acara... Dan sayangnya, tak seperti yang gw harap, tidak ada acara jabat tangan dengan para fasilitator. Pada akhirnya gw hanya bisa berkata pernyataan konyol pada fasilitator gw… “Mas, mas yang itu ganteng, sssst…” dan pergi perlahan dari ruangan setelah berpamitan pada fasilitator gw tadi. Gw lagi-lagi hanya bisa berharap… “Tuhan… semoga aku bisa bertemu dengannya lagi…dan setidaknya mengenalnya.”

Yeah… memang menyedihkan, disaat gw pertama kali bertemu dengan seseorang yang benar-benar gw inginkan setelah sekian lama, gw justru tak dapat melakukan apapun. It’s such a pleasure for me to met this guy. Dan adalah sebuah kehormatan untuk menyadari bahwa dia membiarkan gw memperhatikannya tanpa membuat gw rendah.

Tuhan… seandainya saja aku punya lebih banyak waktu bersamanya… mungkin aku bisa melakukan lebih… Setidaknya punya cukup waktu untuk memupuk keberanianku. Namun Tuhan, bagaimanapun, aku masih merasa bahwa hal itu muluk untukku. Rasanya betapapun mencinta, hal itu takkan terjadi… Aah, sayang sekali, Tuhan…
Mungkin tuk saat ini gw hanya harus mengerti bahwa gw memang masih ditakdirkan untuk jauh darinya…… Mungkin…
Apa harapan itu nanti bisa terwujud…? Entah… hanya Tuhanku yang tau. Tapi…
Will it be…? Semoga saja... Amin…


Salam Hangat, Set…

+Me+

“Cinta itu mengerti… memberi. Tidak pernah meminta untuk diberi atau dimengerti.”